Posts

Akrablah dengan Rencana

Menjadi seorang pembisnis atau pengusaha, harusnya sangat akrab dengan namanya "Rencana" atau planning . Setiap hari harus dipenuhi dengan rencana, baik itu rencana untuk esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan, 5 tahun kedepan, dan 10 tahun kedepan. Kenapa ? Karena rencana adalah representasi dari Impian, sebuah cita-cita. Cita-cita atau impian itu adalah cerminan dari Visi dan Misi keberadaan usaha kita. Sebuah usaha yang dibangun dengan visi dan misi yang kuat, akan terpantul pada cita-cita dan ambisi yang kuat. Tentukan visi dan mimpi Menjadi seorang pengusaha muda, tidak boleh memiliki visi lemah yang dapat dengan mudah dicapai. Menjadi seorang pengusaha muda haruslah seorang yang gila, yang memiliki cita-cita yang tak akan dapat digapai orang lain. Harus memiliki impian yang sangat jauh tetapi terukur. Rencana yang Super Setelah visi kita mantab. Kita memerlukan rencana. Rencana dibuat dengan berbagai perhitungan, dengan mempelajari peta dan jalan

Menghadapi Kegamangan Harian

Rasa gamang, atau merasa tidak ada kepastian untuk hari esok, akan dialami oleh semua pengusaha. Apakah besok produk akan laku ? apakah besok akan ada banyak client ? apakah bulan depan saya masih bisa mendapatkan keuntungan ? Setiap pengusaha selalu merasakan hal-hal tersebut. Khawatir dengan hari esok, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya. Sebelumnya mungkin apabila Anda adalah seorang karyawan yang mendapatkan gaji bulanan, Anda mungkin tidak akan khawatir, karena awal bulan depan Anda akan mendapatkan gaji yang tetap. Tetapi saat Anda menjadi pengusaha, kekhawatiran akan tanggal muda mulai bergejolak, karena yang berarti di tanggal muda Anda harus mengeluarkan uang yang lebih untuk menggaji karyawan Anda. Bagi beberapa orang, kekhawatiran akan hari esok menjadikan cambuk yang mana seorang pengusaha tidak akan beristirahat untuk mempersiapkan hari esok. Jika Anda sudah memiliki rencana yang matang, maka kengerian hari esok dapat diredam. Apa sebenarnya maksud dari 3 paragr

Masalah Permodalan, Modal Bukan Masalah

Bagi para pejuang hidup yang ingin memulai menjadi pengusaha, sering dihadapkan pada permasalahan modal. Ya, MODAL. Apa Itu Modal ? Secara umum, modal digambarkan sebagai bekal awal seseorang untuk melakukan sesuatu, atau dalam hal ini adalah membuka usaha. Modal diperlukan untuk mengawali segala sesuatunya sebelum terjadi transaksi atau keuntungan. Tetapi ada sebuah kesalahan yang sepertinya cukup fatal disini, persepsi tentang modal adalah selalu dikerucutkan pada hal yang bernama UANG. Jika Anda juga berfikir modal adalah uang, jawabannya adalah YA, saya juga berfikir begitu, tetapi UANG hanyalah salah satu modal yang dibutuhkan, bukan semata-mata yang disebut sebagai Modal. Apakah modal lain selain uang ? Sangat banyak, sangat mahal, dan jauh lebih berharga daripada uang. Jika orang bijak berkata "Uang bukanlah segalanya" , lalu ada yang menambahi, "Tetapi Segalanya Butuh Uang". Saya setuju hanya dengan pernyataan yang pertama saja. Pernyataan kedua ini ad

Pola Berfikir Pengusaha

Ada perbedaan pola berfikir pengusaha dan Karyawan. Banyak sekali jargon yang diteriakkan, "Keluarlah dari Zona nyaman", dan sebagian orang berfikir, kalau udah nyaman, kenapa mesti keluar ? bukankah kita itu mencari kenyamanan ? Dua pernyataan tersebut memang keduanya bertentangan, tetapi dilain sisi keduanya juga sama-sama logis atau masuk akal. Hanya masalah sudut pandang, persepsi, perspektif, atau pola berfikir. Kembali ke topik yang dituliskan di judul, biar tidak dikira hanya pemancing pembaca :-D. Apa sih sebenarnya Pola Berfikir Pengusaha yang harus dipegang teguh oleh setiap diri orang yang mengaku pengusaha ? Misalkan suatu ketika kita dan beberapa teman sedang duduk di sebuah halte bus, di siang hari yang puanas, beberapa teman kita mengeluhkan rasa dahaga yang menimpa, kita pun juga merasa bahwa menunggu bus di Halte tersebut memang cukup membuat kita merasa dahaga karena panas dan bosan. Sudah bisa ditebak, apa yang akan difikirkan oleh pengusaha ? Yap,

Semua Pengusaha Berawal dari Karyawan

Hai para calon pengusaha. Jangan berkecil hati jika sekarang Anda adalah seorang karyawan. Karyawan itu juga pengusaha, kok bisa ? Begini ceritanya. Pada dasarnya, menjadi karyawan adalah awal karir usaha kita. Kesalahan fatal yang sering terjadi adalah menganggap diri sendiri bekerja untuk orang lain. Sebenarnya kita bekerja untuk diri kita sendiri. Maksudnya ? Begini.. Kita harus menganggap bahwa atasan kita bukanlah seorang bos, tapi seorang client. Client yang membutuhkan tenaga atau jasa kita untuk mencapai tujuannya. Atasan adalah client yang terus menerus melakukan order kepada kita, dan terus menerus memberikan bayaran kepada kita. Hmmm... Tanpa kita sadari, disini kita sudah memulai tahap Self Employed (Pembahasan tahapan berbisnis akan segera ditulis). Kita bekerja seorang diri untuk melayani atasan. Walaupun secara kasat mata kita bekerja di kantor bersama tim / orang lain, pada dasarnya kita masih self employed dan melayani 1 client secara eksklusif, yaitu atasan kita

Sampai Kapan Jadi Karyawan ?

Hai, buat kalian para calon enterpreneur yang penuh semangat. Dan buat kalian yang masih ragu dan belum tau kapan harus resign. Disini ada sedikit catatan kecil dari Balada Pengusaha yang mungkin akan menjerumuskanmu ke dalam lubang perjuangan yang jika kita menang, kita akan mencapai kemenangan yang sebenarnya. Kadang saat sendirian, mungkin saat sedang mau tidur, saat mau makan sendirian, atau mau berangkat kerja pagi-pagi yang terburu-buru karena khawatir akan terlambat, terlintas di benak kita, sampai kapan kita akan menjadi karyawan ? Pernah tidak kita berfikir apabila ditanya oleh anak kita kelak, "Bapak, dulu pengalamannya apa yang paling mengesankan waktu muda ?", kita dengan sangat lirih menjawab, "Khawatir terlambat berangkat ke kantor". Itu bukanlah jawaban yang diharapkan oleh seorang calon pejuang hidup muda yang masih berusia 6 tahun. Menjadi karyawan tidak ada salahnya, malah kita harus menjalaninya. Semua orang harus sudah pernah menjadi karyaw